Foto diambil pada saat Rekonstruksi |
garudari.co.id – Jakarta | Kasus 6 anggota FPI pengawal Habib Rizieq di KM 50 Tol Cikampek, masih menyimpan misteri. Kuasa hukum FPI mengaku tak tahu dimana mobil yang dikendarai laskar saat kejadian.
Versi polisi 6 anggota FPI itu tewas karena diduga melakukan perlawanan terhadap anggota polisi sehingga ditindak tegas dan terukur.
Sementara, versi kubu Habib Rizieq 6 anggota FPI yang tewas itu murni merupakan pembantaian. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah kejanggalan yang terjadi di lapangan.
Kejanggalan yang dimaksud, seperti tidak adanya bercak darah di TKP yang membuktikan bahwa di tempat tersebut pernah terjadinya adu tembak.
Selain itu saat konferensi pers pihak kepolisian hanya memperlihatkan barang bukti senpi dan sajam.
Sementara mobil yang dikendarai 6 anggota FPI yang menyebabkannya terjadinya adu tembak itu tidak ditampilkan polisi.
Pengacara FPI Aziz Yanuar mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui nasib keberadaan mobil yang dikendarai enam laskar itu.
“Kita tidak tahu kabar (mobil yang dikendarai 6 laskar itu),” kata Aziz saat dihubungi pojoksatu, Selasa (15/12/2020).
Menurut Aziz, pihaknya tak mempermasalah bila pihak kepolisian tak mempublis barang bukti mobil yang dikendarai para laskar. Hanya saja ia meyakini, 6 laskar FPI itu mati dalam keadaah syahid.
“Mari jujur dari hati nurani kita, ini syuhada insha Allah lho. Jangan sudah dzalim pada mereka di dunia, mereka sudah tiada masih dzalim. Takutlah kepada Allah,” ungkapnya.
Sementara itu, saat menanyakan perihal kasus nasib mobil yang dikendarai para anggota laskar yang terjadi adu tembak itu, pihak Mabes Polri belum merespon hal tersebut.
Seperti diketahui, dalam perkara ini enam anggota laskar FPI diduga tewas tertembak oleh timah panas setelah terlibat bentrok dengan aparat.
Menurut Polda Metro Jaya, polisi sempat diserang oleh simpatisan FPI di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020).
Polisi yang melakukan pengintaian diklaim diserang dan dipepet oleh kelompok simpatisan FPI. Mereka kemudian ditindak tegas oleh aparat karena dinilai membahayakan keselamatan jiwa.
Akibatnya, dalam bentrok yang terjadi ada enam orang meninggal dunia usai ditembak aparat. Kemudian, empat orang lainnya disebutkan Polri tengah melarikan diri dari pengejaran.
Dari insiden ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti yaitu senpi dan senjata tajam lainnya.
Lima jenazah anggota FPI telah dimakamkan di Megamendung, Bogor. Sementara satu jenazah dimakamkan sendiri pihak keluarga di Cengkareng, Jakarta Barat.(Red/NN)