BATU BARA|Kuliah kerja Nyata (KKN) UIN SU Medan dan Mahasiswa STIT Batu bara sumatera Utara mengadakan Dialog Interaktif dengan mengusung Tema : Mederasi Beragama di kalangan Generasi Muda.
Acara digelar dikampus STIT di Desa Empat Negeri Kecamatan Datok Lima Puluh,Kamis (11/8/ 2022). Yang dihadiri narasumber berbagai Profesi diantaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Batu Bara Bapak Soakanda siregar.S.Ag . Kepala BNN Batu Bara Bapak H Zainuddin.S.Ag MH, Kapolres Batu Bara di wakili Kabag log Kompol Rudi Siregar.SH dan Narasumber dari UIN SU Medan yakni Dosen tasawuf.
kegiatan dialog interaktif dapat lebih cerdas secara akademis dan berharap mahasiswa juga memiliki kecerdasan sosial yang tinggi. Dalam melaksanakan KKN di Batu bara serta dimensi keilmuan mahasiswa akan sempurna disaat turun di masyarakat.
“Momentum ini selayaknya dijadikan ajang bagi mahasiswa untuk mengasah softskill mereka di tengah masyarakat. Setiap mahasiswa pasti memiliki kompetensi yang berbeda. Mereka bisa saling melengkapi untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat. Dalam dunia kerja, softskill sangat dipertimbangkan. Kecerdasan berhadapan masyarakat menjadi poin tersendiri,”
Presiden mahasiswa STIT Batu bara, berharap dengan kegiatan ini ikatan tali silaturahmi antar mahasiswa STIT Batu Bara Dan Mahasiswa UINSU bisa terus berkolaborasi hingga Kampus Batu Bara ini bisa menjadi tempat laboratorium bagi kita semua”.
Muhammad Khairun Nizam Juga,menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan dalam upaya menguatkan moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan. Dasarnya adalah kepatuhan dan ketaatan terhadap konstitusi.
Kedua, meningkatkan toleransi sesama umat beragama yaitu, sikap menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, serta menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama.
Ketiga, anti kekerasan. Menurut dia, sangat penting mengedepankan cara-cara non kekerasan dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Sedangkan yang keempat, menerima atau ramah terhadap tradisi yang sudah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.
“Saat ini, penting bagi kita semua untuk ikut berusaha bersama dalam menjaga dan menguatkan Moderasi Beragama di Indonesia,” ujar Muhammad Khairun Nizam.















































































