Semula memang beredar kabar, ada 4 bakal calon Ketua KONI Batu Bara yang akan berkompetisi guna mencalonkan diri dalam Musorkab. Namun dua diantaranya memilih untuk mundur tanpa alasan yang jelas, hingga menyisakan 2 orang lagi kandidat lain, yaitu Nurain merupakan bakal calon Ketua incumbent dan Zulham Effendy yang kabarnya siap maju sebagai penantang Nurain.
Menurut hemat salah seorang penggiat olahraga di Batu Bara sebut saja dengan panggilan Coach Teza, sepanjang yang ia ketahui bahwa seorang Ketua dalam organisasi Olahraga wajib menyampaikan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) di akhir masa jabatannya atau sebelum masa jabatan itu berakhir.
Selanjutnya Coach Teza juga mengurai, kalau seorang Ketua KONI wajib menjalankan program organisasi terutama agenda RAKER (Rapat Kerja). Namun sepanjang penelusuran yang dilakukan oleh media ini, tidak ada bukti tertulis atau rekam jejak digital apapun terkait Raker dalam kurun 4 tahun yang bisa dilaksanakan oleh Nurain.
Bahkan menurut kesaksian mayoritas beberapa pengurus Pengkab Olahraga di Batu Bara, Nurain selaku ketua KONI Batu Bara priode 2019-2023, sama sekali tidak ada menggelar Raker sampai menjelang digelarnya Musorkab KONI 2023. Dengan se-enaknya Nurain langsung membentuk Panitia Penjaringan dengan menetapkan tanggal pelaksanaan Musorkab yang kemudian ditunda akibat Kepengurusan KONI Batu Batu Bara langsung diambil alih oleh Pengprov KONI Sumut.
Terkait pengambil alihan dari Ketua KONI aktif priode 2019-2023 oleh KONI Sumut, dan menunjuk Sakiruddin sebagai carateker pimpinan KONI Batu Bara, jelas ini menunjukkan sebuah kegagalan bagi Nurain. Apalagi sesudah Sakiruddin menjabat sebagai carateker, barulah Raker yang materi utama pembahasan tentang mekanisme serta tata tertib Musorkab sesuai dengan AD ART yang berlaku dalam KONI bisa dilaksanakan.
Dilain pihak, ketika ditanya prihal jabatannya sebagai apa dalam KONI Batu Bara melalui pesan Whatsapp, Bang Syahril selaku Ketua Bidang Organisasi KONI Sumut menjawab “Aku bukan bagian dari caretaker, tapi utusan KONI Sumut untuk melakukan pendampingan”, ujarnya mengakui
Berikut lanjutan pembicaraan media ini dengan Bang Syahril, “Kalau Kepengurusan KONI di carateker kan sebelum masa priode berakhir, apakah itu sama artinya bahwa Ketua KONI Kabupaten seketika diberhentikan dari jabatannya bang? Dan apakah pemberhentian tersebut, bisa dikatakan sebagai kegagalan Ketua KONI Batu Bara priode yang lalu?”, tanya media ini kepada Bang Syahril.
Dan dibalas dengan kalimat “Kemaren udah dibahas di raker, udah clear. Nanti kita di Musorkab ya”, pungkasnya.
Kemudian media ini coba bertanya lagi dengan bukti chat, “Sekali lagi mohon ijin bang, boleh minta Nomor SK Carateker nya bang? Aku sekaligus konfirmasi bang”, sebut media ini seraya mengenalkan diri.
Secara terpisah, WR salah seorang pengurus Cabang Olahraga (Cabor) yang meminta namanya agar di inisialkan sebab kautnya intervensi pihak-pihak lain terutama tekanan dari Pemegang Kekuasan meminta, agar Musorkab nantinya jangan asal-asalan sehingga menabrak segala aturan yang berlaku.
“Seluruh mekanisme dalam aturan wajib dipatuhi, termasuk soal surat dukungan itu jangan pula diartikan merupakan hasil Voters. Karena surat dukungan itu cuma berupa sebuah tiket atau syarat utama guna mengajukan Bakal Calon menjadi calon”, bilangnya.
“Jadi idealnya, sistem pemilihan tetap harus disesuaikan dengan asas demokrasi yang berlaku. Idealnya setelah ada Bakal Calon kemudian mendaftar dengan syarat persentase dukungan Pengkab beradasarkan keputusan Raker, maka seterusnya dilakukan vote secara tertutup guna menjaga kemurnian hasil Musorkab yang Jurdil, biarpun itu ada 2 calon atau lebih bahkan kalau calonnya itu tunggal”, pinta WR.
Lebih jauh WR mengurai, bahwa dari informasi yang berkembang. Ada sebanyak 23 Pengkab yang terdaftar di KONI Batu Bara, namun konon katanya 19 Pengkab sudah memberi dukungan kepada Nurain, sedang sisanya abstein atau setidaknya diduga memberikan dukungan kepada Zulham Effendy.
Malah sama sekali tidak ada bukti yang menyebut, bahwa Nurain telah pun menjalankan seluruh agenda kerja dalam organisasi KONI. Yang paling fatal, sampai detik ini Nurain belum juga menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) apapun sesudah dirinya diselesaikan sebagai Ketua KONI Batu Bara oleh KONI Sumut. Demikian pula Nurain dikabarkan tidak pun pernah melaksanakan Raker dan parahnya ia diduga sengaja memakai tekanan kekuasaan sebagai alat dalam mengejar ambisi untuk bisa menjabat kembali sebagai Ketua KONI Batu Bara pada priode 2023-2026 mendatang. (Red)