![]() |
Foto : Soibah Nabila balita mungil menderita Hidrosefalus |
Oleh : Mahadi / Herman Pelani
garudari.co.id – Batu Bara | Seorang Ibu mana yang tak bahagia tatkala memiliki anak dapat tumbuh normal serta sempurna fisiknya, apalagi dapat bermain dan beraktivitas bersama teman-teman sebayanya. Namun, sebuah kesabaran yang luarbiasa bagi para ibu yang memiliki anak dengan kondisi keterbatasan. Ia tetap tegar menghadapi realitas kondisi anaknya tersebut.
Boinah (60), warga Dusun 5 Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air putih, Kabupaten Batu Bara, Tabah dan sabar merawat cucuanya, Soibah Nabila (4), yang menderita penyakit hidrosefalus sejak lahir, yakni penyakit yang diakibatkan karena tumpukan cairan didalam rongga otak, sehingga diameter kepala menjadi membesar.
Boinah dan suaminya kek Jampang (65) serta anaknya Cincin hidup dari keluarga prasejahtera dengan profesi buruh tani. Namun, mereka tetap terlihat tegar ketika menyuapi makanan dan sesekali mengajak anaknya berobat ketika memiliki biaya.
![]() |
Foto : Soibah Nabila saat digendong Neneknya |
Soibah nabila hanya bisa terbaring atau digendong karena penyakit hidrosefalus yang dideritanya sejak lahir. Ia hanya bisa makan makanan yang dihaluskan yang dibantu disuapi oleh neneknya atau biasanya ibunya ketika sudah pulang dari kerja.
Diketahui, kedua orang tua dari Soibah Nabila kini telah pisah ranjang. Sedangkan Ibu Cincin orang tua perempuan dari Soibah Nabila harus bekerja keras untuk biaya kesehariannya. Ibu Cincin sendiri kini bekerja disalah satu SPBU yang ada di Kabupaten Batu Bara.
Kondisi terkini kaki Soibah Nabila masih tidak bisa digerakkan, begitu juga dengan tangannya hanya bisa digerakkan sedikit saja.
“Matanya hanya bisa melihat menerawang namun tak bisa fokus, serta untuk berbicara untuk anak seusianya masih belum begitu jelas,” ungkap nek Boinah kepada awak media, Sabtu 16 Januari 2021 sekitar pukul 14:00 WIB dirumahnya.
Boinah ingin sekali melihat cucunya dikemudian hari bisa sembuh, dan dapat bermain dengan teman-teman sebayanya, serta bisa bersekolah. Tapi apa daya, kondisi cucunya kini hanya bisa berbaring.
“Dulu pernah ditawarkan dokter untuk operasi, namun karena terkendala biaya operasi kami tidak mampu,” ungkap nek Boinah
Akhirnya terpaksa mengurungkan niatnya untuk operasi cucunya, dan membawa pulang cucunya untuk dirawat sendiri di rumah.
Dirinya sangat berharap ada dermawan yang bisa membantunya. Sebab, kondisi kesehatan cucunya harus dipulihkan. Sementara dirinya mengalami keterbatasan keuangan. (Red/NN)