Garudari.co.id – BatuBara || Memasuki bulan Ramadhan bagi warga masyarakat berbagai desa di Kabupaten BatuBara bukan sekadar melaksanakan ibadah berpuasa. Bulan Ramadan bagi warga masyarakat daerah itu juga bermakna penting meningkatkan kebersamaan, silaturahmi dan solidaritas sosial.
Salah satu cara yang dilakukan umat Muslim di Kabupaten BatuBara untuk menjalin kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi memasuki bulan suci Ramadan, yaitu tradisi Bantai Adat. Tradisi bantai adat ditandai dengan pemotongan ternak kerbau dalam jumlah banyak beberapa hari menjelang puasa.
Jumlah kerbau yang dipotong dalam perhelatan Bantai Adat tersebut di beberapa desa di Kabupaten BatuBara bisa mencapai ratusan ekor. Daging kerbau yang dipotong dijual kepada warga dengan harga relatif murah. Seluruh warga desa umumnya mendapatkan daging kerbau, termasuk keluarga kurang mampu.
Menurut Abdul Hamid (58), tradisi Bantai adat ini sangat penting bagi warga desa TitiMerah, karena pada kesempatan tersebut terjalin kebersamaan, silaturahmi dan solidaritas segenap lapisan masyarakat desa. Daging kerbau yang dipotong pada tradisi Bantai Adat tersebut, lanjut Abdul Hamid, dijual di bawah harga pasar kepada warga. Kemudian ada juga warga yang membeli kerbau secara berkelompok. Mereka memotong dan menjual daging kerbau secara serentak pada acara Bantai Adat.
“Karena harga daging kerbau relatif murah dan ikut tradisi Bantai Adat dirasakan penting, maka warga desa mengutamakan membeli daging kerbau saat acara Bantai Adat ketimbang membeli baju baru saat lebaran. Jadi warga lebih mengutamakan ikut berpartisipasi pada acara Bantai Adat daripada adu gengsi kemewahan pakaian pada perayaan Lebaran.
Abdul Hamid berharap tradisi tersebut tetap dijaga masyarakat, terkhusus saat menghadapi pandemi COVID-19 ini mereka menggelar tradisi pemotongan dengan mengurangi kerumuman warga,” Imbaunya. (JH)